The Power of Givin'

March 18, 2019



pict by canva


Kata memberi mungkin sudah biasa kita dengar sehari-hari. Memberi identik dengan ‘sedekah’ dan selalu identik dengan uang. Namun ternyata memberi lebih luas daripada itu. Banyak hal-hal yang bersifat nonmateri yang bisa kita berikan kepada orang lain. Seperti bantuan, sapaan, hingga yang termudah, yaitu senyuman. Tapi ternyata banyak orang yang tidak menyadari bahwa pemberian itu bisa berbentuk nonmateri. Ini karena memberi dalam bentuk nonmateri terlalu sering kita lakukan dan biasanya berupa hal-hal kecil, sehingga kita suka gak berasa dan suka gak peka. Memang sudah menjadi kebiasaan bagi kebanyakan orang dalam melupakan dan melewatkan hal-hal kecil, dan cenderung hanya melihat hal-hal besar.

Meskipun memberi itu terlihat dan terdengar mudah, namun pada realita, untuk memberikan sesuatu, terkadang masih sulit untuk dilakukan. Seperti ada pemberat yang membebani tubuh hingga tubuh ini sulit bergerak untuk memberi. Pemberat itu terkadang datangnya dari dalam diri kita sendiri. Itu adalah ‘ego’. Ego membuat kita merasa cukup tanpa memberi. Menurut ego, untuk apa memberi? Hanya buang-buang waktu dan tenaga, bahkan bisa buang harta. ‘Ego’ juga sudah membuat kita merasa bahwa memberi hanya untuk terlihat baik dan tak jarang dari kita mengharapkan imbalan dari pemberian kita.

Huft, ego telah membuat miss-konsepsi tentang memberi.

Bagaimana jika dibalik? Kali ini kita bahas

Oke, sekarang kita putar keadaannya. Yang tadi adalah kita sebagai pemberi, sekarang kita akan coba melihat dari sisi penerima atau yang diberi.

Menurut sebagian orang, bahkan mungkin bisa jadi semua orang, pemberian dari seseorang itu bisa jadi hal-hal yang berharga banget. Meskipun kadang-kadang kita suka suudzon jika pemberian itu diberikan secara tidak ikhlas, padahal kita sebenarnya gak tau juga apa maksud pemberian itu dan ikhlas atau tidaknya seseorang ketika memberi sesuatu tersebut. Kita hanya nebak dan bikin statement sendiri.

Hal ini bisa kita lihat setiap bulan Ramadhan tiba. Pada bulan itu biasanya banyak banget agenda-agenda berbagi dari berbagai instansi, komunitas, dan lain-lain. Dan mungkin banyak diantara kita yang pernah ikut terjun langsung dalam proses berbagi ini di bulan Ramadhan. Sadar gak sadar, kadang ada orang yang baru berbagi pas bulan Ramadhan aja. Tapi itu sama sekali bukan masalah. Yang penting kan dia udah coba, udah usaha, lah kita? Nyinyir aja bisanya, ups (ngaca).

Buat kita yang memberi, kadang pemberian yang kita beri itu adalah barang-barang yang udah gak berharga dan gak berguna lagi di kehidupan kita. Terutama dalam pemberian materi. Biasanya kita beri yang udah gak terpakai lagi bagi kita. Di luar dari itu, kita gak pernah tau kalo ternyata, apapun yang kita berikan kepada orang lain itu adalah sumber bahagia mereka, yang mereka anggap itu sangat berharga dan berguna. Opposite banget dengan apa yang kita pikirkan, kita pikir itu udah gak berguna, tapi bagi orang lain itu kebalikannya. Dan ada beberapa cerita yang menunjukkan bahwa pemberian-pemberian kecil, sekecil apapun, baik itu materi ataupun non materi bisa membuat perubahan besar dalam hidup seseorang. Contohnya, pemberian apresiasi terhadap karya seseorang yang baru memulai karyanya, pemberian motivasi dan pengertian terhadap orang yang sedang membutuhkan seorang pendengar—yang mampu mendengarkan segala keluh kesah dan keraguan dalam hidupnya. Well, sepele memang, tapi dengan memberikan hal-hal seperti itu atau sejenisnya, kita bisa membuat orang terus berkarya dan tetap semangat, kita bisa menyelamatkan orang yang sudah putus asa dalam hidup (baca:ingin bunuh diri) untuk tetap melanjutkan hidup yang kita, siapapun lainnya tidak bisa menghentikannya atau memutus hidup seseorang dan terlalu menggebu-gebu mendahului kehendak-Nya. Gak akan bisa, sekeras apapun usaha untuk berhenti hidup

Intinya, pemberian itu bisa dilakukan sekecil apapun, apapun yang kita punya, yang kita bisa lakukan untuk sesama manusia, tidak bergantung dengan agamanya, rasnya, atau hal-hal lain yang bisa dibilang sebagai bentuk racism. Shows the humanity.

Kalo kita punya hal-hal besar yang bisa kita berikan dan kita lakukan, kenapa harus memberi yang kecil? I think, the kindness can start with small things, and then with step by step, one day you can give your best things, your best doing to other, on the named of humanity.


pict by canva
Dan itu semua gak harus materi, sama sekali gak harus. Non materi pun bisa kita beri, apa susahnya? Gratis pula~ so, what are you waiting for? Let’s do it.

You Might Also Like

0 Comments

Popular Posts

@silvyabudiharti