Apa kamu people
pleaser?
“Mmm, aku boleh minta tolong anterin ke sini gak?”
“Okeee, yuk.” Padahal kamu juga lagi sibuk sebenernya, tapi gak enak aja.
“Aku boleh minjem uang dulu, gak? Ntar besok diganti.”
“Oh, yaudah, nih. Pake aja.” Padahal uang kamu juga lagi gak berlebih dan
sebenernya butuh juga, tapi ya gak enak aja.
Pernah ngalamin hal kayak gitu? Kayaknya hampir
semua orang pernah ada di posisi itu, posisi “gak enakan” sama orang, termasuk aku
sendiri. Beberapa kali terjebak di posisi itu, ngerasa serba salah, mau nolak
ya gak enak, tapi di-iyain juga gak enak dan sering gak ikhlas atau tulus buat
ngelakuinnya. Walau ujung-ujungnya I said
yes, again, and again.
Sampai akhirnya menemukan pembahasan soal ini,
masalah “gak enakan”. Apa yang membuat kita gak bisa bilang “No, I’m sorry”. Then how to overcome it(?), how to stop thinking like, “apakah gue
jahat kalo bilang engga dan menolak?”
At the end, itu semua ternyata balik ke diri kita. Ya, kunci
buat menghentikan mata rantai gak enakan ini ada di diri kita masing-masing, we should handle it by ourselves. Apakah
kita udah membuat batasan? Sampai sejauh mana kita bilang ya, dan sejauh mana
kita bilang engga. Hal-hal sepele kayak gitu yang jarang jadi concern kita di hidup.
Jadi, jawaban atas pertanyaan how and how di paragraf sebelumnya ya satu: boundaries (batasan). Buat ngelakuin itu, kita harus buat batasan,
sejauh mana orang bisa meminta apa-apa dari kita. Singkatnya, kalau orang
meminta sesuatu dari kita, entah itu material atau bantuan, kita gak harus
selalu bilang “iya”. Lakukanlah kalau emang mau dan sanggup.
“tapi ntar dia ngira kita marah.”
“tapi ntar kalo dia tersinggung, gimana?”
Tapi-tapi di atas itu bukan tanggung jawab kita. Kebahagiaan
dan kesedihan orang bukan tanggung jawab kita, karena itu di luar kontrol kita.
Termasuk ketersinggungan orang lain terhadap kita itu bukan tanggung jawab
kita.
Makanya, kesadaran diri juga penting buat tau
sebenernya nilai apa yang kita amini dalam hidup. Dengan begitu kita juga punya
batasan ke diri kita sendiri buat melakukan hal yang sesuai dengan value kita. Ada pemungutan suara atau
pendapat dan cuman setuju-setuju aja tanpa mikirin gimana pendapat tersebut,
apakah sesuai sama value kita, asal
itu suara terbanyak lalu kita harus setuju begitu aja? Engga, bukan menentang,
tapi coba ungkapin apa yang ada di benak dan pemikiran kita.
Hal ini penting, karena kalau kita terus-terusan
mengiyakan ajakan dan permintaan orang lain, dan selalu setuju dengan
opini-opini orang lain tanpa peduli gimana nilai-nilai hidup kita, maka hidup
kita akan terus-terusan dikendalikan oleh hal-hal tersebut, yang akhirnya bikin
kita kehilangan self-control dan
hidup tanpa batasan, istilahnya mencla-mencle.
Jadi, mulailah dari sekarang hidup dengan
nilai-nilai kita. Kalau belum tau nilai-nilai hidup kita, coba sesekali buat
mikirin hal tersebut. Gak enak kalau hidup harus terbebani dengan beban menjaga
perasaan orang lain. Mulai berani bilang engga buat hal-hal yang emang gak mau
kamu lakukan. Ngapain repot-repot memikirkan perasaan orang kalau kamu sendiri
belum peduli sama perasaan kamu. Gak perlu berusaha buat bikin orang-orang di
sekitar kita selalu suka atau senang dengan kehadiran kamu atau hal yang kamu
lakukan, gak perlu, karena itu gak mungkin. Gak mungkin semua orang bisa selalu
suka dengan apa yang yang kita lakukan.
Gak perlu buru-buru, coba pelan-pelan. Mulai berani
bilang engga, mulai berani buat angkat tangan dan menyuarakan pendapat kamu.
Semua emang gak gampang, makanya semuanya itu butuh belajar, termasuk hal ini.
Sebenernya aku sendiri pun agak menyesal karena baru tau istilah dan
konsep people pleaser ini sekarang-sekarang. Dulu, kayaknya aku bener-bener people pleaser, super gak enak kalo
nolak dan bilang engga, tapi sebenernya juga gak mau ngeiyain, ya gak enak aja
dan bingung gimana nolaknya.
Dulu bahkan sempet berpikir kalau bilang engga atau
menolak sesuatu itu gak baik, ternyata.. ya itu hal yang biasa dan wajar.
Daripada capek batin sendiri, ternyata bilang engga bisa ngurangin rasa capek
batin yang dirasain dan bantu menghindarkan kita dari perasaan sakit hati.
Awal-awal nyoba buat bilang engga emang bikin
kepikiran, kira-kira orang itu marah atau engga ya. Sampe akhirnya udah biasa
dan gak terlalu kepikiran, sekalinya kepikiran pun itu selewat aja karena
ternyata hal itu udah lewat aja dan gak terlalu berarti apa-apa atau ganggu
banget. Yang mengganggu cuman asumsi dan pikiran kita aja.
Mulailah peduli sama hidup kamu sendiri, bukan
egois, tapi menyelamatkan perasaan kamu, karena itu yang bisa kamu kontrol,
bukan perasaan orang lain.
Terima kasih sudah membaca, kita semua jalan bareng,
ya, buat belajar.
Cheers!