Book Shaming : bukan kelakuan keren tapi masih jadi budaya

August 04, 2019



Book shaming...oh... book shaming

Apa temen-temen pernah denger atau baca artikel mengenai book shaming? Atau bahkan belum tau sama sekali dan belum pernah denger istilah ini?

Oke kita bahas...

Book shaming adalah suatu perilaku membanding-bandingkan jenis bacaan seseorang satu dengan yang lain. Biasanya, pelaku book shaming ini selalu merasa keren dan hebat dengan apa yang mereka baca, sehingga membuat mereka cenderung merendahkan orang-orang sekitarnya yang genre bacaannya berbeda dengan mereka.

Contohnya ada dua orang, Ina dan Ani. Ina adalah penggemar berat bacaan nonfiksi yang biasanya berisikan tentang filsafat, pendidikan, politik, dsb. Sedangkan Ani adalah penggemar bacaan fiksi seperti novel dan komik yang berisikan perjalanan hidup seseorang,  romansa, atau komedi. Lalu, Ina merasa dirinya lebih keren dong dari Ani yang menurutnya bacaan Ani tuh terlalu menye-menye begitu. Ina merasa hebat kerena bacaannya dapat digolongkan bacaan kelas berat yang menurutnya sekelas dengan para ilmuwan dan cendikiawan, menurutnya nih, menurut si Ina.  Atau sebaliknya, Ani merasa hidupnya lebih enjoy karena bacaan yang ia baca jauh lebih menghibur dibandingkan bacaannya Ina yang membuat pusing kepala. Ani merasa bahwa hidup Ina tidaklah santai karena bacaannya aja begitu semua. Nah, perasaan-perasaan merasa inilah yang disebut sebagai book shaming, maksudnya merasa mempunyai bacaan yang lebih baik dibanding orang-orang sekitarnya.

source : pinterest.com
Sebagai pelaku, mungkin ia merasa keren dengan berperilaku seperti itu. Padahal, book shaming itu sama sekali gak ada keren-kerennya. Miris banget, sampe sekarang masih banyak orang yang melakukan book shaming itu.


Yang membuat miris bagi aku adalah orang-orang yang melakukan book shaming ini sama sekali gak sadar bahwa apa yang mereka lakukan dapat menurunkan semangat para pembaca. Bahkan ada yang sampai malas membaca buku lagi karena omongan-omongan toxic dari si pelaku book shaming ini.

Sedih ketika para pembaca pemula ini mulai mundur dari hobi barunya, yaitu membaca hanya karena hal ini. Padahal angka melek literasi, baik itu membaca, menulis, sampai menganalisis di Indonesia masih sangat rendah. Menurut The World Most Literate Nation Study, Indonesia menempati posisi ke-60 dari 61 negara dalam hal literasi. Miris gak sih?!

source : tirto.id
Jadi, intinya adalah : sesama pembaca buku kita jangan saling serang dan ngejudge lah ya. Baca buku, apapun genrenya, mau baca fiksi atau nonfiksi, romance atau filsafat, itu semua bagus. Udah mulai baca aja itu udah hal yang sangat bagus. Kita gak tau kalau orang yang kita udah cerca genre bacaannya jangan-jangan adalah pemula, pemula banget yang udah mulai tumbuh benih-benih cinta membacanya. Baru juga tumbuh, eh udah dikasih urea kebanyakan, ya matilah semangatnya.

Mungkin di awal dia memang membaca genre yang menurut kamu gak penting, tapi nanti pasti akan muncul rasa penasaran dari diri dia terhadap bacaan genre-genre yang lain.

Semua orang pasti tau banget konsep “semua butuh proses”, nah dalam hal literasi juga begitu. Biar orang berproses step by step, from one genre to another genre.

Dari sini, yuk kita sama-sama belajar untuk berhenti melakukan book shaming terhadap orang-orang di sekitar kita. Sambil pelan-pelan kita tularkan semangat literasi ke khalayak sekitar kita. Sendiri bisa, tapi berat. Sama-sama akan lebih mudah pastinya. Kalau sendiri doang yang baca, gak akan meningkatkan kualitas literasi bangsa kita secara signifikan. tapi kalau sama-sama, pasti bakal lebih mudah untuk kita meningkatkan kualitas literasi bangsa kita, kualitas ‘pikiran’ manusia-manusianya terutama.

Jujur, kadang aku suka bingung tentang gimana caranya untuk membuat bangsa ini lebih maju. Gimana caranya berkontribusi?! Nah, dengan membaca buku dan terus mengupgrade kualitas literasi diri, aku rasa itu adalah salah satu bentuk kontribusi ‘mudah’ yang bisa kita lakukan.

Mulai secepatnya, sebelum kita udah gak ada dan gak punya waktu lagi.

Dulu, sebelum tau hal ini gak baik, aku juga pernah jadi pelaku book shaming, tapi dari dalem hati, sih :v. Nah, apakah teman-teman pernah kena book shaming? Atau pernah jadi pelakunya? Boleh banget sharing-sharing di kolom komentar. Thank youJ

Salam Literasi!


You Might Also Like

2 Comments

  1. Pernah nih. Tapi dijatohinnya karena diri sendiri yang minder. Liat buku yang dibaca orang-orang semacam filsafat, medis, dan teman"nya. Pas liat diri sendiri malah baca novel 'cinta monyet'. Disitu kadang saya ngerasa minder. Tapi balik lagi, selera atau minat orang itu beda-beda. Gak bisa dipaksa juga buat pindah genre. Udah bagus orang itu punya niatan buat baca. Mantap nih kontennya, yuk kita tambah wawasan kita dengan membaca.

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah iya, kadang diri sendiri yang terlalu overthink sampe insecure juga. intinya mah love what we read ya. percaya diri aja

      Delete

Popular Posts

@silvyabudiharti