Melalui buku Teach Like Finland karya Timothy D.
Walker, kita ikut duduk di suatu kelas di Finlandia
Mungkin artikel-artikel tentang bagaimana sistem
pendidikan di Finlandia sudah banyak beredar luas. Tapi, di tulisan kali ini,
aku akan merangkum dan menceritakan pengalaman ku berkeliling di kelas-kelas di
Finlandia, melalui buku Teach Like Finland.
Seperti deskripsi pada judul, di tulisan kali ini
hanya akan menyebutkan beberapa hal yang berhubungan dengan bagaimana sistem
pendidikan di suatu kelas di Finlandia, bagaimana suatu kelas melaksanakan
kegiatannya.
Kenapa aku menulis tentang hal ini?
Aku menulis hal ini karena ada beberapa hal menarik
dari suatu kelas di Finlandia, ditambah juga buku Teach Like Finland ini
ditulis oleh seorang guru yang mengajar di Finlandia. Jadi, melalui tulisannya,
kita bisa melihat dan mengetahui bagaimana kelas-kelas di sebuah sekolah di
Finlandia berlangsung.
Yang pertama adalah, ternyata statement yang bilang kalau sekolah-sekolah di Finlandia gak
memberikan PR terhadap murid-muridnya adalah sebuah hoax atau kabar palsu. Nyatanya, guru-guru di sana tetap memberikan
PR terhadap murid-muridnya, tapi tugas yang diberikan bukanlah tugas yang akan
membuat siswa kesulitan dalam mengerjakannya, melainkan tugas diberikan semudah
mungkin agar siswa tersebut dapat mengerjakannya secara independen. Selain itu,
pemberian PR yang mudah juga dilakukan agar siswa mempunyai waktu untuk me-recharge tenaga mereka di rumah.
Hal menarik lainnya adalah kelas di Finlandia gak
menuntut siswanya untuk duduk manis di kelas. Para murid diperbolehkan untuk
mencari posisi yang nyaman untuk belajar, entah itu berdiri, berjalan-berjalan,
dan duduk di atas lantai. Dari sinilah, Timothy berinisiatif untuk menerapkan
sistem presentasi yang sebelumnya pernah ia terapkan sewaktu mengajar di
Amerika, sistem presentasi ini ia namakan “galeri berjalan”. Bagaimana
sistemnya? Temen-temen bisa simak gambar berikut, ya (yang digarisbawahi
merah).
(bisa di-zoom atau diklik gambarnya, ya, buat lebih jelasnya) |
Kelas bergerak ini diterapkan karena demi kesehatan
siswa-siswa di sana agar tidak terlalu lama duduk di kelas, salah satunya untuk
mencegah obesitas pada siswa.
Selain itu, masyarakat Finlandia juga kebanyakan
merupakan orang-orang yang memedulikan kualitas udara yang mereka hirup. Hal
ini pun memengaruhi aspek pendidikan di Finlandia, yang mana ternyata terdapat
peraturan di Finlandia yang mengatur tentang berapa banyaknya siswa dalam suatu
kelas. Mereka berpendapat bahwa jumlah siswa dalam suatu kelas akan memengaruhi
kualitas udara yang dihirup oleh siswa di kelas tersebut. Jumlah siswanya
variatif tergantung dari berapa luas ruangan kelas tersebut.
Dari hal-hal di atas, kita bisa tau bahwa apa yang
diterapkan dalam suatu kelas di Finlandia sangatlah mementingkan manusianya itu
sendiri. Kesehatan adalah salah satu contoh dari nilai humanis itu sendiri,
salah satu hal yang sering kita lewatkan dalam mempertimbangkan sesuatu.
Sisanya masih banyak hal lain dari buku ini, tapi
gak mungkin buat dipaparkan keseluruhannya karena nanti tulisan ini bakal jadi
tulisan yang panjang. Gak ada pesan kayak
tulisan biasanya, tapi kali ini yang ada adalah doa dan harapan supaya
suatu saat keadaan pendidikan kita bisa lebih bercermin dan melihat
kekurangannya dan bisa lebih humanis di pelaksanaannya.
Sebenernya, gak usah muluk-muluk supaya humanis,
sih. Yang penting pendidikan bisa merata ke seluruh penjuru Indonesia, biar gak
lagi-lagi ada yang ketinggalan dan nantinya kita semua bisa jalan beriringan.
Terima kasih yang sudah membaca, kita saling tengok
di tulisan berikutnya, ya.
Cheers!
---